Moka Logo
Hambel Perfumery: Andalkan Kekuatan e-WOM sebagai Strategi Marketing

Cerita Sukses

Hambel Perfumery: Andalkan Kekuatan e-WOM sebagai Strategi Marketing

3 min
YovitaYovita

Sudahkah Anda mengenal Hambel Perfumery? Saat ini, ada banyak sekali pemain dalam industri parfum, mulai dari perusahaan besar yang sudah punya nama hingga UMKM rintisan yang baru mulai terjun ke dunia parfum. Tentu tidak mudah untuk bersaing dalam industri ini, terlebih jika produk yang dihadirkan tidak punya ciri khas yang membuatnya beda dari kompetitor.

Hal ini pun menjadi concern dari Hambel Perfumery, bisnis parfum asal Bekasi yang digagas oleh Reddy Karunia dan Ibnu. Sebagai pemain baru, mereka harus putar otak agar dikenal oleh masyarakat. Mereka kemudian menemukan “formula” terbaik: kombinasi antara marketing e-WOM dan produk yang bercerita.


Justru Tak Punya Background tentang Perfumery

Bisnis parfum biasanya dirintis oleh mereka yang memiliki background di bidang perfumery. Reddy awalnya menjalankan bisnis kopi, sementara Ibnu berkutat dengan bisnis clothing. Memasuki masa pandemi, performa bisnis keduanya menurun.

Setelah menimbang beberapa ide bisnis, Reddy dan Ibnu sepakat memilih bisnis parfum. Sebab, saat itu bisnis parfum lokal belum terlalu banyak. Melihat peluang yang besar, keduanya pun mantap merintis Hambel Perfumery meski tidak punya background tentang dunia perfumery.

Baca juga: Bisnis Tahan Krisis di Era New Normal? Caranya?


Hadirkan Produk yang Relatable

Salah satu ciri khas dari Hambel Perfumery adalah pemilihan nama produk yang unik. “Kami pakai bahasa tongkrongan untuk penamaan produk parfum, bikin yang se-relatable mungkin ke orang,” jelas keduanya. Misalnya, ada produk “Cuddle” yang merupakan singkatan dari cute dan bandel. Kemudian ada “Tabrani” yang memiliki arti tampan dan berani.

Baca juga: 7 Cara Memulai Bisnis Online Terlengkap bagi Pemula


Andalkan Kekuatan Word-of-Mouth

Jika kebanyakan bisnis baru menggunakan influencer atau KOL (key opinion leader) untuk meningkatkan brand awareness, Hambel Perfumery justru tidak mengikuti jalur tersebut. Mereka lebih percaya dengan kekuatan word-of-mouth (WOM) yang lebih konvensional.

Pada awal berdirinya Hambel Perfumery, Reddy dan Ibnu menawarkan parfum ciptaannya ke tongkrongan dan teman-teman. Dari situ, orang-orang pun mulai mengenal parfum dari Hambel. Sambutannya pun positif hingga tanpa diminta pun para “pelanggan pertama” ini dengan sukarela merekomendasikan Hambel kepada orang lain.

Setelah penjualannya mulai bagus, Reddy dan Ibnu kemudian melebarkan sayapnya ke channel penjualan online. Mereka pun menerima reseller dan buat website toko online melalui GoStore. Ini karena GoStore telah terintegrasi dengan Instagram Shop dan mudah dijalankan. Fitur yang tersedia pun lengkap, mulai dari pengaturan produk, sistem pembayaran, hingga pengiriman.


Hambel Perfumery Utamakan e-WOM dan Brand Story

HAMBEL Perfumery

Selain operasional yang berbeda, bisnis online juga butuh strategi marketing yang berbeda pula. Hal ini pun terjadi di Hambel Perfumery. Ketika berjualan di toko online, WOM konvensional tentu akan sulit dijalankan. Reddy dan Ibnu pun kemudian memodifikasinya menjadi e-WOM.

Media sosial dijadikan alat untuk lebih mendekatkan diri dengan customers. “Misal di Twitter, bahasnya nyeleneh aja dan sesantai mungkin. Bahkan bisa dadakan “random giveaway” ke random followers. Jadi, banyak interaksi dengan customer,” tutur Reddy. Cara organik seperti ini dinilai bisa mendatangkan lead lebih banyak dibanding dengan “real influencer”.

Hambel juga tak jarang mengangkat cerita dari para pelanggan. Menurut sang founders, cara ini ampuh untuk membuat brand makin dekat dengan konsumen. Sebab, selalu ada kemungkinan calon konsumen yang merasa relate dengan cerita dari para pelanggan.

Baca juga: 5 Cara Membuat Website Toko Online untuk Pebisnis Pemula


Hambel Perfumery Melek Market, Melek Online

Hambel Perfumery berdiri pada tahun 2021. Meski baru berusia satu tahun, perkembangannya cukup masif. Ini merupakan buah kesuksesan dari Reddy dan Ibnu.

Pasca terdampak pandemi, keduanya lebih berhati-hati dalam memulai bisnis. Pilihan untuk merintis bisnis parfum pun tidak diambil dalam semalam. Keduanya melakukan riset mendalam terhadap pasar dan kompetitor. Kegagalan dari bisnis sebelumnya dijadikan pembelajaran untuk tidak terlalu idealis dalam menjalankan bisnis.

Pandemi pun memaksa keduanya untuk lebih melek market dan melek online. Sebab setelah pandemi, pergerakan market begitu dinamis. Inovasi solusi online pun terus bermunculan. Dari situlah Reddy dan Ibnu menemukan solusi Website Pribadi by GoStore dari Moka. Selain menghadirkan toko online yang mudah dikelola, solusi ini juga menyajikan data yang terperinci seputar penjualan harian hingga ketersediaan stok barang. Selain itu, tersedia fitur Price Cut untuk kebutuhan promosi dengan memberikan cashback dan gratis ongkir.

“Pakai GoStore aja, bisa menjembatani pembeli-penjual, prosesnya juga cepat, bisa di-tracking dengan mudah, visualisasi bagus dan katalog gampang diatur!” pungkas Reddy dan Ibnu.

Baca cerita dari Hambel Perfumery dan 10 bisnis lainnya dalam Kumpulan Cerita Mitra Usaha GoTo 2022, download sekarang di sini!


Strategi word-of-mouth atau WOM memang mampu mendatangkan banyak leads yang berujung pada pembelian. Di era yang serba online seperti sekarang, Anda bisa meniru pendekatan Reddy dan Ibnu dalam menerapkan e-WOM untuk meningkatkan penjualan Hambel Perfumery. Tentunya, hal ini harus didukung oleh riset pasar agar e-WOM tetap relatable dengan konsumen.

Di samping itu, pemilihan platform juga dapat memengaruhi kesuksesan bisnis. Platform online yang mudah dijalankan dan menyajikan data terperinci tentu akan sangat memudahkan operasional bisnis. Layanan Website Pribadi by GoStore dari Moka adalah solusi terbaik untuk Anda. Layanan ini dapat dikelola dengan mudah melalui back office aplikasi kasir online Moka POS. Jadi, manajemen penjualan online dan offline pun jadi lebih teratur! Untuk coba gratis, silakan klik di sini!

Aplikasi kasir-1

Social Media Share :
Yovita

Yovita

Penulis di Blog Moka.